“Jangan pernah takut dengan apa pun!”, demikian kata seorang teman kepada saya. Itu terjadi ketika teman saya keluar dari ruangan atasannya. Saya yang kebetulan berada di luar ruangan saat itu sempat mendengar teriakan-teriakan keras yang berasal dari dalam ruangan. Teman saya itu marah-marah dan membentak-bentak atasannya karena pada saat itu dirinya merasa dirugikan. Saya cuma tertegun. Sebagai orang Jawa yang mengutamakan
unggah ungguh dan
tepo sliro, hal ini tentu kurang wajar bagi saya. Teman saya itu memang bukan orang Jawa, tapi sebenarnya dirinya juga tahu bahwa membentak-bentak atasan adalah hal yang kurang patut. Tapi hari itu dia tak dapat menahan kekecewaannya terhadap si atasan.
Pertanyaan yang muncul adalah: kenapa dia berani membentak-bentak atasannya? Apakah dirinya tidak takut dipecat? Mari kita analisis kekuatan teman saya ini.
Kawan sebaiknya tahu terlebih dahulu, bahwa teman saya itu adalah istri seorang pejabat yang cukup berpengaruh di daerah kami. Suaminya adalah salah seorang sesepuh yang cukup dihormati oleh beberapa kalangan. Modal pertama untuk berani tidak lain adalah: miliki backing yang kuat! “Memangnya kamu siapa, kok berani macam-macam dengan saya”, mungkin itu yang ada di pikiran teman saya ketika berhadapan dengan atasannya.
Selain itu, teman saya ini sebenarnya memiliki banyak usaha, jadi penghasilannya tidak melulu berasal dari satu pekerjaan saja. Dia mungkin berpikir, jika dia sampai dipecat oleh atasannya itu toh dia masih bisa bekerja di bidang usaha yang lain. Lagipula, gaji suaminya sebenarnya juga sudah mencukupi untuk sekedar makan tiga kali sehari. Modal kedua untuk berani adalah: miliki jiwa yang merdeka. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang lemah karena butuh makan untuk hidup dan anus untuk buang air besar.
“Jangan pernah takut dengan apa pun Ndri. Selama kamu benar kamu gak usah takut”, demikian nasihat dari dirinya. Kebiasaannya mengikuti pengajian memang sedikit banyak membuat imannya semakin teguh, bahwa di dunia ini seorang manusia hanya perlu menghamba pada Tuhan.
Nah, setiap kejadian ada tentu ada hikmahnya bukan? Kiranya hari itu saya mendapat pelajaran moral ke empat belas yang sangat berharga, bahwa ketakutan seseorang berasal dari ketergantungannya terhadap sesuatu. Pertanyaan berikutnya saya tanyakan kepada Anda: seandainya Anda hidup selamanya, apakah Anda masih juga merasa takut?
…
“Jadi kada sabar handak malihat ‘Twilight’ di bioskop pang!”
5 komentar:
Kadang manusia memang memiliki ketakutan selain pada takut pada Tuhan tentunya...dengan ketakutan juga loh orang bisa lebih giat dan rajin....
misalnya aja.... aku takut nggak lulus kuliah tepat waktu...
nah karena takut...akhirnya aku belajar giat, semangad ngejar skripsi, dan ngejar nilai tentunya...hehehe....
Berani..merdeka... aku belum bisa karena aku masih takut kucing...hehehe...takut kamu...hahah
ternyata kesini sampean dok. boleh aja mas, jangan lupa pas ke banjarbaru / martapura hub saya :) di nomer 05116264641
jangan lupa juga ikutin www.aruhblogger.com
maap lum sempat baca postingannya mas, gak bisa online, inipun online mendadak karena ada temen perlu donor darah gol. B secepatnya. cari yang mungkin bisa bantu.
@ Felinophobia:
Takut memang terkadang penting,tp gak boleh terlalu dominan.Takut hanya diperlukan supaya kita jd lebih waspada saja.Km takut gak bisa lulus tepat waktu karena kelulusan km tergantung pada dosen2mu.Kalo aku jd dekan fakultas psikologi,apa km masih merasa takut? ;D
@ Cumie:
Ok,ntar insyaAllah km tak kabari kalo pas mampir ke martapura.Sebenarnya aku pengin belajar dari km tentang cara mengutak-atik blog yg benar,sekalian pengin mengenal komunitas blogger di sana.Anyway,makasih ya dah mampir ke blogku. :)
Mungkin itu juga yg aku rasain tadinya,karena tergantung pada si 'ex' jadinya takut kehilangan dy..-_-'
merdeka itu pilihan ternyata..
heumpf,,
btw,
hayoo katanya fin mw coment aq tp gk brani y??
napa?nyante aja kuro gk punya gi2 jd gk nyakot kok
hwkwkwkwwkkwwk...;p
Hahahaha...Dik Fina ini gimana toh?Gak bisa menjaga rahasia pasangan?!? (sambil njewer kupingnya Fina).
@ Ayun :
Umm,kata ibuku,nasehatin cewek yg lg emosi itu gak ada gunanya. :p Lagian aku jg gak tahu duduk permasalahannya kan..jdnya takut salah omong.BTW,setelah kesulitan itu ada kemudahan..artinya setelah putus mesti ntar ada gebetan baru. ;D
Posting Komentar